Selasa, 30 April 2013

FILOSOFI ILMU GHAIB



Bagi orang yang baru menapaki dunia metafisika atau ilmu ghaib, magis, mistik, di ibaratkan orang yang buta tidak tahu apa-apa, ibarat mereka berada di padang pasir yang amat luas, apabila ia melangkah tidak tahu arah mata angin yang mana arah utara, selatan, barat maupun timur ...? Harus melangkah ke mana. Dan kalau mencari ... ?.  Mencari ke mana dan apabila kalau membutuhkan bekal ... ?.  bekalnya apa...?.  Dan sudah barang tentu kebanyakkan mereka tidaklah tahu ... !   

Sesungguhnya nenek moyang kita telah mewarisi beragam ilmu gaib, magis, mistik, dari leluhur zaman dahulu, ilmu magis yang bernuansa gaib, yang di maksud masih relevan bagi generasi sampai kapan pun. Karena ternyata masih banyak orang yang gemar dan senang menekuninya, mempelajari dan akhirnya memanfaatkannya, tetapi tentu saja dengan suatu catatan agar kiranya ilmu-ilmu tersebut di gunakan untuk tujuan yang bersifat positif.       

Daya kekuatan gaib yang di pancarkannya demi untuk kepentingan pribadi maupun kepentingan umum, memang cukup mumpuni selagi kita mengamalkannya  dengan benar dan sungguh-sungguh. Buktinya kendati pun sekarang kita hidup di zaman serba canggih di mana instrument teknologi serba canggih dan spektakuler yang mencakup segala bidang seperti dalam bidang pertanian, bidang kedokteran, bidang industri, bidang penerbangan dan sebagainya, namun keberadaan ilmu-ilmu supranatural tetap saja masih sulit di lupakan.

Banyak ahli hikmah, paranormal atau supranatural pria maupun wanita, baik dari kalangan orang biasa juga dari kalangan bangsawan, kini muncul seperti cendawan di musim penghujan, mereka mengelar praktek di berbagai kota dan di pelosok desa. Di antara mereka ada yang menawarkan jasa untuk kepagkatan, karier, kerezekian, pengasihan, kesembuhan dan sebagainya.

Sejarah perkembangan ilmu gaib di indonesia maupun dunia banyak di warnai oleh mistik konvensional yang sudah ada sebelumnya, sehingga wajah ilmu gaib atau ilmu mistik pun menjadi campur aduk. Namun, begitulah di dalam kehidupan kita keberagaman dan berkeyakinan adalah suatu kelengkapan dalam hidup.  Adasebagian dari mereka yang kukuh dengan keasliannya yang di dapatkan dari nenek moyang mereka dahulu secara turun menurun. Sedangkan sebagian dari mereka yang merupakan kelompok mayoritas, adalah mereka yang menerima masukkan dari luar karena ia sadar ilmu agama itu bersumber datangnya dari Tuhan.


Kelompok mayoritas ini banyak memasukkan unsur agama dalam “ ilmu gaib ” apakah itu kaidah pengamalannya  atau amalan yang harus di baca dan di amalkanoleh si pelaku, banyaknya persilangan pendapat antar ilmu gaib dengan latar belakang yang berbeda dalam ilmu, dan seorang yang tekun dan rutin dalam pengamalan ilmunya maka  secara otomatis pula ia akan memiliki pancaran aura yang selalu aktif di saat bekerja, tidur, maupun jaga, dan sebagainya.

Saya tidak bermaksud untuk mengungkapkan misteri ilmu gaib secara total, final dan difinitif tetapi hanya mengajak kita semua berrefleksi dan memulai mengungkapkan tetang misteri ilmu gaib dan untuk menyatukan pengertian tentang apa yang di maksud dengan Ilmu gaib, seperti asma, hizib, wirid, doa dan sebagainya. 

Karena itu semakin gencar manusia ingin mengetahui ilmu gaib, malah makin takjublah ia, karena pemahaman ilmu-ilmu gaib tersebut adalah simbolisme dalam kehidupan manusia, maka kiranya juga tidak ada seorangpun manusia yang sanggup mengungkapkan misteri dan hakekat tentang ilmu-ilmu tersebut secara tuntas. Untuk itu di perlukan berbagai di siplin ilmu pengetahuan dan di butuhkan lebih dari satu kompi para ahli untuk mendekati dan mengungkapkannya. 

Mengali lebih dalam dan menguraikan secara jelas menuntut penalaran akal yang mengarah pada sistimatik, mengingat alam fikiran dan budaya manusia sintetis ”   dan mementingkan totalitas di mana olah rasa menduduki tingkat utama, pengalaman ghaib termasuk dalam bidang pengalaman yang di sebut pengalaman religius.  Dan pengalaman religius adalah pengalaman yang mendalam yang merangkum kenyataan sedemikian menyeluruh, sehingga manusia merasa terangkat ke demensi lain yang melampaui batas-batas dirinya, dari alam nyata ke alam ghaib, yang rahasia yang tak terucapkan, di dalam pengalaman itu pun seluruh kenyataan yang di hadapinya menjadi terang, terbuka dalam cahaya yang lain pula.

Dengan kata lain pengalaman ghaib merupakan pengalaman batas yang bersifat transendental,   Bagi mereka yang untuk pertama kali berkenalan dengan ilmu ghaib akan menemui kesulitan di dalam membentuk prihal ilmu gaib yang sebenarnya. Perlu di ketahui, menuntut, belajar ilmu, tidak cukup di lakukan dengan mempelajari dan melafalkan pengertian-pengertian yang di nyatakan dan di ucapkan oleh guru spiritual misalnya : menghafal mantera, puasa, tirakat, dan sebagainya.

Mempelajari ilmu gaib merupakan suatu pekerjaan cukup berat. Lebih mudah belajar ilmu pasti dari pada ilmu tersebut, meskipun demikian lalu tidak berarti bahwa ilmu tersebut tidak dapat di pelajari, asal ada kemauan yang kuat. Dan orang tidak perlu mempelajarinya lewat bangku universitas, tetapi orang harus memenuhi syarat dan di siplin ilmu secara benar.

Semua orang wajib menutut ilmu, akan tetapi hanya sedikit sekali yang bisa mengamalkannya dan memiliki arti atas ilmu yang di milikinya. Dan Tuhan memberikkan suatu ilmu dengan sebutan sama namun selalu ada hal yang berbeda yang di berikan sebagai suatu keistimewaan manusia dan oleh sebab itulah kita sebagai manusia tidak boleh merasa iri, dengki  sebaiknya saling memiliki, dan memiliki milik orang lain  dengan menuntut dan belajar apalagi yang bersangkutan kemudian mau meneruskan ilmu adalah suatu kebaikkan.

Dalam menyikapi suatu keilmuan perlukah seorang ustadz atau ahli agama menuntut ilmu kembali...? dan perlukan seorang Paranormal, berguru dan menuntut ilmu kembali ... ?.  Karena pada dasarnya di atas langit masih ada langit dan sesungguhnya ilmu tiada batasnya dan kepada siapa saja wajib untuk menuntut dan mencari ilmu dan pada hakekatnya ilmu itu tidak memiliki batas dan terbatasnya akan kemampuan manusia  yang terkadang membuat suatu ilmu itu ada ukuran cukup dan tidak cukupnya untuk mempelajari dan menuntut suatu ilmu.

Setelah anda menuntut ilmu atau belajar dan syukurilah apa yang anda raih, dan anda pun akan menerima manfaat dari hasil yang anda pelajari. Baik untuk diri sendiri, untuk keluarga maupun untuk membantu orang lain. Inilah yang di sebut dengan manfaat dan manfaat adalah kekuatan yang dapat berfungsi dan bisa di rasakan setiap orang dan sudah barang tentu akan berbeda hasilnya sesuai dengan kemampuan masing-masing.

Memang kebutuhan manusia zaman sekarang lebih menuju pada hal-hal yang bersifat materi dan ekonomi. Yaitu, bagaimana agar rezeki lancar, urusan lancar, dll. Namun urusan ekonomi atau rezeki bukan segala-galanya, di zaman sekarang banyak orang yang mencari keselamatan, ketentraman,kedamaian, dan sebagainya. Karena hal itu sulit ia dapatkan, hal inilah yang menyebabkan manusia kembali kemasa lalu, ilmu yang terkesan kuno pun sekarang perlu di bongkar untuk dilestarikan, bagaimana tidak...! Penjahat zaman sekarang sudah tidak lagi takut dengan bunyi alarm atau securitiy, mereka justru lebih terang-terangan, sehingga ilmu gaib pun dapat di jadikan suatu alternatif untuk menghadapi hal-hal tersebut.

Perbedaan orang zaman sekarang dengan orang-orang terdahulu terletak pada keyakinan terhadap ilmu dan kesungguhan dalam melakukan dan menjalani tirakatnya. Majunya tingkat rasio pada masyarakat secara tidak langsung mulai akan meminggirkan kepercayaan-kepercayaan terhadap hal-hal yang berbau mistik, kesan ragu pun mulai banyak menghinggapi manusia di zaman sekarang, pada sisi lain banyak juga orang-orang yang jenuh dengan peradaban yang makin maju mereka mencoba berekreasi kealam metafisis.

Masalahnya sekarang : Apa yang perlu kita ketahui dari ilmu gaib, ilmu magis, ilmu mistik itu…? Dan untuk apa kita mempelajarinya ...? terutama dalam kehidupan sehari-hari. Dewasa ini kita hidup dalam zaman tehnologi modern semua dengan hasil produksi teknologi tinggi ini kita berharap agar kita mendapat kenikmatan dan kebahagiaan dalam kehidupan ini. Tetapi sering kali justru terjadi sebaliknya, yaitu dari hasil produksi industri teknologi tinggi itu manusia di perbudak dan tidak jarang manusia di bunuh sendiri oleh alat yang di ciptakannya.

Akibat dari ilmu pengetahuan yang semakin komplek dan rumit ini, sering banyak menimbulkan eksesover-spesialisasi di berbagai bidang yang sedemikian rupa, hingga akibatnya manusia di asingkan dan di kotak-kotakkan oleh ilmu-ilmu dengan di siplin-disiplin tertentu yang sangat ketat, namun demikian tidak berarti bahwa kita harus menolak, membelakangi atau meninggalkan teknologi modern itu, tetapi justru sebaliknya kita harus meningkatkan ketrampilan dan peningkatan dalam bidang teknologi modern tersebut.

Namun kita harus waspada dan berhati-hati bahwa ilmu yang berdasarkan serba rasio itu membuat manusia jiwanya menjadi gersang, kering tandus dalam bidang kerohanian, keindahan dan religius, karena itu, maka kita harus menganggap penting dan bermanfaat mempelajari ilmu-ilmu tersebut, Adapun manfaat dari ilmu tersebutbagi kehidupan manusia adalah : 


1  .  Mampu memberikan pelita hidup dalam masalah-masalah ilmu dan iman.


2 . Mampu membantu manusia meningkatkan kecerdasan dan tanggung jawab terutama pada hati nurani sendiri,


3 . Mampu membantu manusia menciptakan suatu arena atau mandala pertemuan bagi orang-orang yang memiliki latar belakang dan budaya yang berbeda-beda, bahkan dapat mempertemukan keyakinan, idiologi, agama dan kepercayaan yang berbeda-beda pula, dll.

Ada sebagian orang yang mengatakan bahwa ilmu-ilmu  zaman sekarang kalah sakti dan ampuh di banding ilmu-ilmu pada zaman dahulu, dan mengapa pada zaman sekarang ini jarang ucapan ( Doa ) seseorang di kabulkan Tuhan, padahal kalau kita melihat  pada masa lalu orang-orang yang terdahulu ucapannya begitu makbul, seolah-olah setiap ucapannya memiliki tuah kekuatan jadi/sabda.


Benarkah demikian…? Orang-orang zaman sekarang cenderung memburu kwantitas bukan kwalitasnya, keampuhan orang zaman dahulu bukan di sebabkan ketinggian ilmunya,  melainkan ketinggian keyakinan dan ketulusan hatinya yang mendorong ilmu yang di milikinya menjadi berkah. dan mulut yang sering dibuat selalu berbohong dan tidak jujur  maka hilang berkah segala doa dan ucapannya ( tidak jadi ). Karena belum banyak kepentingan dan kebutuhan orang-orang zaman dahulu ia lebih bersikap ikhlas  dalam membantu, melayani orang, dari segi faktor inilah yang menyebabkan ilmu-ilmu mereka menjadi ampuh di antaranya :  


1 .  Karena ilmu yang di dapatnya lebih sulit dalam proses mendapatkannya, di banding orang di zaman sekarang, karena faktor sulit  itulah, mereka yang sudah mendapatkannya menilai ilmu sebagai barang yang sangat teramat suci dan berharga kemudian ilmu itu pun di sakralkannya.


2 . Karena faktor keluguan dan kepolosan jiwa orang terdahulu, sikap orang zaman dulu ini sehingga melahirkan sikap yang selalu berbaik sangka sehingga seseorang yang mendapatkan suatu keilmuan langsung menjadi yakin dan mantap hatinya dan tidak banyak terlalu banyak menganalisis. 

Sedangkan orang zaman sekarang, karena kemajuan dalam menerima informasi, sehingga mereka menjadi lebih kritis sehingga berdampak dalam pemikirannya setiap hal yang baru datang di saring. Dan sudah barang tentu ini ada baiknya. Akan tetapi di dalam menyaringnya terlalu berlebihan dan terlebih lagi di sertai dengan pemikiran prasangka buruk yang menyebabkan mereka tidak mudah percaya dengan siapa pun.   Dan bagaimana seseorang bisa mendapatkan manfaat dari suatu yang di curigai dan buruk sangka, hal-hal inilah yang menyebabkan orang di zaman sekarang tidak mensakralkan ilmu bahkan cenderung berburuk sangka. 

Dalam pemahaman ilmu gaib adalah bagaimana mendapat suatu keberkahan, kemakmuran, keselamatan dll, maka sesorang itu harus beristiqomah dengan memohon kepada Tuhan, pengertian dalam memohon itu sekaligus untuk mendekatkan diri kepadanya, dengan melalui suatu ilmu atau amalan tertentu sehingga seseorang itu merasa timbul kesaktian dan kekuatan dalam dirinya.  Dan apabila ingin memperoleh puncak ilmu kesaktian, maunah secara hakiki hendaknya melakukkan berbagai hal seperti di bawah ini.

1 .  Apabila seseorang ingin mendapat kesaktian sejati. Dengan rajin mengamalkan amalan tertentu, amalan tertentu itu bisa berupa hizib, asma, wirid, dan lain sebagainya. Dan orang yag tekun melakukkan amalan-amalan tertentu ibarat orang yang selalu menabung energi-energi, sehingga didapat ia membutuhkan energi tersebut maka secara otomatis akan muncul dengan sendirinya.

2 . Apabila seseorang ingin mendapat kesaktian sejati. Dengan sebaiknya melaksanakan atau mengerjakan ibadah kepada Allah yang wajib maupun yang Sunnah, maka dengan ibadah maka akan menyebabkan dirinya lebih dekat kepada Tuhannya dan keimanan, keyakinan akan bertambah, jiwanya mendapat ketenangan, dan memiliki konsentrasi yang bagus. 

3 . Apabila seseorang ingin mendapat kesaktian sejati. Dengan membiasakan mensucikan batin maupun rohaninya dengan menyendiri atau melakukkan tafakur pada di keheningan malam, yang bisa dengan menyadap kekuatan-kekuatan gaib melalui tafakur pada tempat-tempat yang dianggap khusus atau bisa dikerjakan dikediaman masing-masing.

4 . Apabila seseorang ingin mendapat kesaktian sejati. meluruskan pikiran dan mensucikan hati, hal ini tidak mungkin bisa di capai jika seseorang belum mampu melakukan banyak kebajikan dan menghindari berbagai jenis kemaksiatan, dengan melakukan hal ini berarti memperberat amal shaleh dan meringankan amal yang buruk, maka maunah Allah akan selalu menyertainya. 

5 . Apabila seseorang ingin mendapat kesaktian sejati. Ia harus bermakmum, mengikut ajaran dari seorang guru yang shaleh, seseorang tidak mungkin mencapai kesaktian tanpa bantuan orang lain, andakata ada jumlahnya seribu banding satu, secara umum ilmu turun pada manusia melalui seorang guru, minimal peran guru adalah sebagai penuntun dalam sebuah pelajaran.


Terlepas dari unsur bakat alam, ada banyak hal yang perlu di benahi oleh orang-orang yang tidak memiliki kepekaan dalam ilmu ghoib, pada umumnya melakukan pengamalan dan amalan tertentu semata-mata ingin menuntut keberhasilan atau menyelesaikan kendala dalam hidup tersebut, sehingga apapun yang menimpa tidak akan dirasakan sebagai sesuatu yang mampu untuk membuat putus asah.  

Yang di maksud dengan pengamalan dan amalan adalah dua hal yang saling terkait dan tidak mungkin di pisahkan antara usaha secara lahir dan usaha batin. Ibarat dua bagian mata uang dengan gambar yang berbeda namun terletak pada keping yang sama keduanya akan lebih baik di lakukan dengan bersamaan.  Untuk memperkuat batin secara optimal sangat mustahil jika seseorang hanya terpaku pada tahap ilmu syariat semata. Setiap pengamalan syariat harus di sertai dengan ilmu hakikat yaitu pengamalan ilmu. 

Dapat di simpulkan bahwa hakikat dari kekuatan sebuah amalan adalah seseorang itu memahami arti dan berakhlak dengan kalimah itu, keduanya jika berjalan seiring maka terjadilah suatu keselarasan antara syariat dan hakikat. Kedua tahap ilmu tersebut sama-sama memilii wilayah kekuatan, orang yang sampai tarap ilmu syariat lebih bersandar pada kalimah-kalimah yang dibacanya, sedanglan orang hakikat lebih bersandar kepada arti kalimah itu.

Pada intinya untuk memiliki hati dan jiwa yang peka dan mudah untuk menyerap ilmu serta kekuatan gaib yang harus di tempuh dengan ilmu Syariat ( Lahir ) dan ilmu Haqiqat ( Batin ). harus ada keseimbangan antara lahir dan batin, harus berjalan seiringan dan hal ini akan mencapai ridha Tuhan. Usaha lahir akan menampilkan hasil yang riil sementara esensi di balik itu dengan  yang nyata. usaha yang bersifat batin, boleh saja berlainan cata atau metode yang pada akhirnya akan mengarah pada tujuan yang nyata.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar